SENI LUKISAN KACA CIREBON
SUMBER: radarcirebon.com

Seni lukis kaca saat ini mungkin bukan seni yang banyak diminati masyarakat. Tetapi pada akhir abad ke-18 sampai ke-19, karya ini merupakan karya seni yang populer.  Tak hanya dimiliki oleh orang kaya dan  kalangan ningrat saja, masyarakat kebanyakan pun banyak memilikinya. Peneliti Prancis Jerome Samuel memaparkan penelitiannya selama belasan tahun tentang karya ini.
Untuk kalangan bangsawan, terpelajar atau orang kaya biasanya memilih lukisan dalam ukuran yang besar. Sedangkan rakyat jelata biasanya memilih dalam ukuran yang kecil. Rakyat Jawa, khususnya di sekitar  Solo- Yogyakarta datang ke kota itu untuk membeli lukisan kaca itu. “Harganya terjangkau untuk masyarakat saat itu, ada data harga berapa sen atau gulden,” ujarnya.  Samuel juga menjelaskan pengumuman di sebuah koran yang menemukan tulisan lukisan kaca yang ketinggalan di gerbong dan dilelang.
Direktur Pusat Studi Asia Tenggara di Prancis (CNRS-EHES-INALCO) ini menjelaskan  pada abad 18-20, diperkirakan jumlahnya mencapai jutaan keping. Dia mengasumsikan dari jumlah penduduk saat itu dari data sensus Belanda. Lukisan kaca ini diperkenalkan oleh para pelukis Eropa dan Cina. Di nusantara kemudian dikembangkan dengan corak dan tema lokal dan percampuran budaya seperti Jawa, Eropa, Cina dan Muslim. Mereka memajang lukisan itu sebagai simbol status, tolak bala dan hiasan.
Ia mengakui penelitian tentang lukisan kaca ini baik di Eropa maupun di Indonesia masih sangat sedikit. Data awal tentang lukisan kaca ini diperoleh dari log book penjelajah Jerman yang menulis tentang Sultan Sumenep yang mempunyai hobi melukis kaca pada 1850. Penelitian pertama dilakukan oleh Hooykas –van Leeuwen Boomkamp, pada 1930 yang menggambarkan situasi kerajinan lukisan kaca di Yogyakarta saat itu. Data berikutnya banyak dijelaskan oleh peneliti Jepang yang dipimpin Seichi Sasaki pada 1980.
Lalu diteruskan dari penelitian Eddy Hadi Waluyo tentang revitalisasi lukisan kaca di Yogyakarta, Solo, Cirebon dan Buleleng Bali untuk periode 1980-2000. Ia mendapatkan foto-foto lukisan kaca dan lukisan lalu mengkategorikannya berdasar tema lukisan. Cukup menarik melihat keragaman tema-tema lukisan kaca ini. Lebih dari 90 persen data yang dikumpulkan, kata dia, karya tersebut tidak bertanggal dan anonim.

LUKISAN KACA KARYA HADI KOCO

Tema yang ditemui  mulai dari tema lukisan masjid, wayang, gambar tolak bala, sejarah Belanda (seperti gambar pembunuhan Kapten Tack dan Untung Suropati yang dilarang dibuat dan diperjualbelikan oleh Belanda), budaya Jawa,gambar kraton, lukisan pengantin, dagelan, gambar putrid Cina (Putri Campa), kaligrafi Cina. Tetapi ada pula  yang cukup menarik ketika ditemukan lukisan kaca sebagai ikon modernitas dengan gambar kapal Perang Turki zaman Ataturk-Ottoman. “Yang lukisan kapal ini ada di Cirebon, ada catatan promosi pada 1925-1930,” ujarnya.
Lukisan kaca ini di Jawa terpusat di Solo, Yogyakarta dan Cirebon. Di luar Jawa, kata Samuel, juga ditemukan di Bali. Ada pula lukisan kaca di Minang dan Bengkulu. Kebanyakan temanya dongeng lokal, kaligrafi, masjid dan bunga.
Karya lukisan kaca ini perlahan-lahan mulai surut. Apalagi setelah muncul seni dengan medium lain seperti kanvas dan fotografi. “Ya selera orang berubah, yang kalangan bangsawan, kaya bisa mengakses fotografi.”
Dia menyebut periode 1940-an merupakan titik penting seni lukis kaca ini karena terdapat tema mendasar pada era penjajahan Jepang dan pasca kemerdekaan. Dia mencontohkan tema lukisan masjid pada 1918-an populer gambar masjid Demak, tetapi pasca kemerdekaan yang populer adalah masjid Syuhada .
Pada 1960-an masih banyak ditemukan lukisan bergambar wayang, masji dan pengantin ditemukan di rumah-rumah warga kebanyakan. Pada 1970-an, karya ini juga mencapai kejayaannya pasca kemerdekaan lalu perlahan meredup kembali. Hingga kemudian Pemerintah Daerah Cirebon kembali menggalakkan karya lukis ini  sebagai upaya revitalisasi dan ikon daerah.

Warisan budaya asli Cirebon terdapat pada lukisan kaca yang memiliki bentuk dan motif yang unik, dan saat ini bisa dengan mudah anda jumpai di Cirebon. lukisan kaca merupakan kerajinan tradisional Cirebon dengan tampilannya yang khas, serta bentuknya yang unik. Hiasan dinding ini ternyata bukanlah sekedar pajangan saja, namun tersimpan nilai sejarah hingga spiritual yang kental di lukisan kaca ini. sejarah lukisan kaca bermula pada abad ke 16 yang dikenalkan oleh pedagang cina di CIREBON.
Seiring perkembangan jaman, lukisan kaca berkembang sebagai media dakwah Sunan Gunung Jati, ketika ajaran islam mulai memasuki Cirebon. maka tidak heran jika saat ini nuansa Cina yang kental berpadu dengan kaligrafinya yang cantik sering dijumpai di lukisan kaca ini. nah, anda yang ingin mengenal kerajinan lukisan kaca ini secara jelas maka berikut adalah ulasan menariknya yang bisa anda ketahui.

MENGENAL LUKISAN KACA ASLI CIREBON

1. Sejarah Lukisan Kaca
Lukisan kaca merupakan kerajinan tangan khas Cirebon yang mulai dikenal sejak abad 16 Masehi. Awal mula lukisan kaca merambah Cirebon dibawa oleh pedagang Cina yang singgah ke Cirebon. motif – motifnya tidak jauh dari pengaruh kebudayaan Cina dan seiring dengan perkembangan jaman lebih bervariasi. Bahkan kerajinan tangan ini juga dimanfaatkan sebagai media penyebaran agama islam dengan tema lukisan kaca yang saat ini banyak bernafaskan islam.

2. Media dakwah agama islam
Oleh Sunan Gunung Jati, Lukisan Kaca digunakan sebagai media penyebaran agama islam sehingga lebih mudah diterima masyarakat Cirebon dikala itu. Penyebaran agama islam di Cirebon memang tidak terlepas dari kesenian khasnya yang dicampur dengan nilai – nilai ajaran islam didalamnya. motif kaligrafi menjadi dominasi khas yang hingga saat ini banyak ditemui di lukisan kaca khas Cirebon.

3. Masa keemasan
Lukisan kaca mengalami puncak keemasannya pada abad ke 20 dimana hampir seluruh rumah disekitar tahun 1950an menggunakan lukisan kaca sebagai hiasan dindingnya. Namun seiring perkembangan jaman lukisan kaca tergerus oleh lukisan modern namun saat ini masih ada pengrajin lukisan kaca yang masih eksis. Selain sebagai media dakwah beberapa motif di lukisan kaca seperti pemandangan, wayang dan lainnya juga terdapat sebagai motif lainnya yang banyak dipasaran.

4. Dipercaya memiliki kekuatan supranatural
Ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa lukisan kaca ini kaya akan sisi supranatural didalamnya. unsur supranatural ini kental dari beberapa pembuatnya yang mesti mencari tanggal yang cocok serta melakukan beberapa ritual terlebih dahulu. Memang hingga saat ini ada beberapa pelukis kaca yang masih teguh menggunakan pakem tersebut namun ada beberapa pula yang hanya melukis saja tanpa melakukan ritual – ritual terlebih dahulu.

5. Tema lukisan kaca
Tema lukisan kaca beragam yang sebagian besar bernafaskan islam yaitu kaligrafi. Selain kaligrafinya yang khas lukisan kaca juga sebagai media yang digunakan untuk mengkritik tatanan kehidupan atau peristiwa yang sedang terjadi dengan tampilan karikatur yang memiliki nuansa ironi didalamnya.

0 Komentar